Senin, 03 November 2008


1. Membaca menghilangkan kecemasan dan kegundahan.

2. Ketika sibuk membaca, seseorang terhalang masuk ke dalam kebodohan.

3. Kebiasaan membaca membuat orang terlalu sibuk untuk bisa berhubungan dengan orang-orang malas dan tidak mau bekerja.

4. Dengan sering membaca, orang bisa mengembangakan keluwesan dan kefasihan dalam bertutur kata.

5. Membaca membantu mengembangkan pemikiran dan menjernihkan cara berpikir.

6. Membaca meningkatkan pengetahuan seseorang dan meningkatkan memori dan pemahaman.

7. Dengan membaca, orang mengambil manfaat dari pengalaman orang lain: kearifan orang bijaksana dan pemahaman para sarjana.

8. Dengan sering membaca, orang mengembangkan kemampuannya; baik untuk mendapat dan memproses ilmu pengetahuan maupun untuk mempelajari berbagai disiplin ilmu dan aplikasinya dalam hidup.

9.Membaca membantu seseorang untuk menyegarkan pemikirannya dari keruwetan dan menyelamatkan waktunya agar tidak sia-sia.

10. Dengan sering membaca, orang bisa menguasai banyak kata dan mempelajari berbagai tipe dan model kalimat; lebih lanjut lagi ia bisa meningkatkan kemampuannya untuk menyerap konsep dan untuk memahami apa yang tertulis “diantara baris demi baris” (memahami apa yang tersirat)"DR. Aidh bin Abdullah al-Qarni, MA"

Rabu, 29 Oktober 2008

Memupuk Hidup Dengan Membaca

Membaca..! sebuah kata yang ringan diucapkan, namun wujudnya kini telah hampir menjadi fosil. Padahal keberadaannya telah membuat sebuah peradaban yang ciamik. contoh nyatanya adalah perkembangan tekhnologi yang saat sekarang memanjakan manusia, saking manjanya manusia banyak yang lupa bahwa tekhnologi yang dinikmati saat sekarang adalah hasil dari sebuah bacaan yang dilakukan oleh manusia. Namun, bacaan yang biasa dilakukan oleh orang-orang yang kemudian menjadi penemu dan tokoh tidak lagi membudaya, al hasil nilai-nilai yang dikehendaki oleh perkembangan itupun luntur, dan yang ada saat sekarang adalah manusia menjadi jauh dari rasa kemanusiannnya.
Dari itu semua, kami pun sadar harus bisa melakukan sesuatu, agar keterlenaan dalam buaian kemanjaan ini cepat mereda, dan bisa meraih kembali nilai-nilai yang mulai tampak semu. Kami tidak perduli walau dengan keterbatasan fasilitas yang kami punya. Bagi kami yang terpenting adalah berbuat.
Kami berharap taman baca yang kami rintis dengan tidak meneganal kelas ini mampu menaut kembali nilai-nilai yang mulai memudar, dengan cara menumbuhkan kembali minat baca. "perpengetahuan dan berpendidikan itu tidak harus dikelas formal, yang terpenting adalah kemauan"